Terkadang saya heran sendiri, mengapa orang Sunda sangat gandrung pada makanan olahan dari tepung tapioka. Dari zaman dahulu sampai sekarang ada saja inovasi makanan berbahan dasar tepung tesebut. Yang paling hits dan tidak lekang dimakan waktu adalah baso aci plus bumbu kuah baso aci Garut, mantap pisan euy!
Kami menyebut tepung tapioka sebagai aci. Itulah sebabnya aneka makanan berbahan dasar aci kebanyakan memiliki awalan ci, seperti cireng, cilok, cilor, cimol, cipet, dan lain sebagainya. Semua nama makanan itu merupakan singkatan.
Seingat saya, makanan yang sudah ada semenjak saya kecil itu cireng (aci digoreng), cilok (aci dicolok), dan baso aci. Makanan yang lainnya hadir menyusul kemudian. Cireng sendiri mengalami berbagai inovasi, ada cireng isi, cireng banjur, dan cireng cocol.
Saya tinggal di Garut, sebuah kota di Jawa Barat yang berbatasan dengan Bandung dan Tasik. Kota yang mempunyai julukan Swiss Van Java ini dikelilingi pegunungan, jadi tidak mengherankan jika di Garut banyak wisata pemandian air panas di sekitar pegunungan tersebut.
Hawa yang sejuk, ya, walaupun sekarang mulai agak panas, sangat cocok dikombinasikan dengan makanan pedas. Oleh karena itu, berbagai olahan dari yang saya sebut di atas seringnya dinikmati dengan bumbu pedas.
Kalian tahu si Mamang Seblak, Playmates? Itu loh yang dulu viral banget nyanyi "You know me so well". Ya, Rafael Smash. Kalau kalian cukup rajin melihat konten kulinernya, memang seperti itulah jajanan favorit warga Jawa Barat. Apalagi si koko ini berasal dari Garut juga, jadi merasa beneran tetanggaan sama dia, deh.
Seperti yang tampak di konten Rafael, jajanan orang Sunda itu didominasi peracian dan bumbunya wajib pedas. Banyak orang luar Sunda yang suka, tetapi tidak jarang pula yang berkomentar jajanannya tidak sehat.
Semua kembali ke preferensi masing-masing, ya. Suka atau tidak suka. Namun, yang harus diingat segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Kita harus memastikan tidak terlalu banyak makan goreng-gorengan dan jangan lupa mengonsumsi buah dah sayur.
Resep Baso Aci
Dahulu banget pas zaman kuliah di Bandung, saya sama sekali belum pernah menemukan orang yang jualan baso aci. Saya pun beberapa tahun lalu pernah tinggal di Bekasi, di sana juga saya tidak menemukan si kenyal ini. Untuk sekarang sepertinya baso aci sudah bisa ditemukan di daerah mana pun, tetapi soal rasa masih dipertanyakan.
Meskipun kedai baso aci telah menjamur, usaha ini masih menjanjikan jika kita bisa menghadirkan cita rasa yang otentik dan pas di lidah. Buat kalian yang tinggal di luar Jawa Barat bisa banget nyoba usaha ini karena di luar daerah Sunda biasanya rasa sudah disesuaikan dengan lidah masyarakat sekitar.
Nah, buat kalian yang ingin mencoba peruntungan dengan berjualan baso aci, saya punya resepnya. Asli dari teteh-teteh Garut yang sudah khatam soal per-basoaci-an.
Bahan Baso:
- ¼ kg aci/tepung tapioka
- 4 sdm terigu
- Air mendidih secukupnya
- 1 sdt garam
- ½ sdt penyedap
- ¼ jando sapi
- 4 sdm kecap
- 1 sdm saos cabai
- 1 sdm saoa tomat
- Gula putih
Cara Membuat Baso Aci:
Campurkan semua bahan, tambahkan air mendidih sedikit demi sedikit sampai kalis lalu isi pakai isian dan bulat-bulat.
Cara buat isian jando:
Jando dipotong kecil-kecil, lalu panaskan wajan, masukkan jando dan semua bahan. Masak sampai matang. Note: saring sampai minyaknya turun.
Bagaimana, Playmates, simple banget, ya? Meskipun sekilas tampak gampang, membuat baso aci ini tetap membutuhkan jam terbang juga. Baso aci yang nikmat itu baso yang bertekstur kenyal. Untuk memperoleh kekenyalan ini takaran aci dan terigunya sangat berpengaruh. Selain itu, kita juga harus memperhatikan durasi perebusan. Jangan sampai baso acinya menjadi benyek.
Modal untuk usaha baso aci ini tentunya lebih sedikit dibanding modal usaha baso daging. Jadi, kalian tidak harus merogoh kocek terlalu dalam. Meskipun baso daging enak, penggemar baso aci juga banyak, kok. Selain itu, ada kalanya pencinta baso daging bosan dan sesekali ingin menikmati menu yang tidak mengandung banyak daging.
Resep di atas bisa disajikan untuk 6-7 porsi. Yang menjadikan resep di atas istimewa adalah isiannya yang berupa jando. Rasa gurih jando berpadu sempurna dengan rasa manis dari kecap. Beuh, nikmat deh, tetapi kalau kebanyakan bisa bikin pusing, sih. He-he.
Kalian tahu jando? Jando itu lemak. Kebayang kan begitu digigit ada sensasi juicy-nya. Selain isian jando, bumbu kuah baso aci Garut merupakan juga kunci keberhasilan dalam pembuatan masakan ini. Lanjut bacanya, yuk! Kita cari tahu resep berikutnya.
Bumbu Kuah Baso Aci Garut
Bumbu kuah merupakan kuncian dari sajian makanan khas Pasundan ini. Kuah ini bisa mengatrol rasa baso aci yang kurang mantap. Meski, ya, sebaiknya dua-duanya mantap, baik baso aci maupun kuahnya.
Sebaliknya bumbu kuah yang kurang sedap bisa menutupi rasa baso aci. Jadi misalkan baso acinya enak, tetapi kalau kuahnya zonk, ya, baso acinya juga jadi terbawa kurang enak. Maka dari itu, kalian sebaiknya belajar meracik bumbu kuahnya terlebih dahulu. Setelah terkuasai, baru belajar membuat baso acinya.
Berikut bahan untuk membuat kuah baso aci:
- 4 siung bawang putih
- 4 siung bawang merah
- Kemiri
- Ebi
Cara membuat kuah:
Blender semua bahan, lalu goreng sampai harum. Tambahkan air 1 liter, masak sampai mendidih. Kemudian masukkan garam dan penyedap sesuai selera. Terakhir koreksi rasa.
Kuah ini kurang afdol kalau belum ada rasa pedasnya. Untuk bumbu pedas, sangrailah cabai keriting merah kering, lalu blender. Proses sangrai ini lumayan effort-nya karena membuat hidung gatal dan bersin-bersin. Jangan lupa pakai masker, ya.
Penutup "Bumbu Kuah Baso Aci Garut"
Makanan khas suatu daerah kini tidak hanya bisa kita temui di daerah asal. Seperti baso aci yang kini bisa kita dapatkan di mana saja. Ini merupakan suatu hal yang positif, tetapi biasanya ada minus di rasa yang tidak seotentik di daerah asal.
Buat kalian yang ingin mencoba usaha baso aci, saya bagikan resepnya. Pastikan baso aci kalian kenyal dan berikan perhatian khusus pada bumbu kuah baso aci Garut ini agar olahan kalian tidak gagal. Selamat mencoba, Playmates.
Post a Comment
Post a Comment